Biak, 27 Agustus 2024 – Di tengah kemajuan globalisasi dan perkembangan teknologi yang pesat, salah satu bahasa yang hampir punah di Indonesia, Bahasa Biak, sedang berjuang untuk mempertahankan keberadaannya. Bahasa ini adalah bahasa asli yang digunakan oleh masyarakat suku Biak, yang tinggal di pulau Biak dan sekitarnya di Papua.
Bahasa Biak adalah bagian dari kekayaan budaya dan sejarah masyarakat Papua. Namun, dalam beberapa dekade terakhir, bahasa ini mengalami penurunan jumlah penutur yang signifikan. Menurut data terbaru, jumlah penutur Bahasa Biak hanya tersisa beberapa ribu orang, dan sebagian besar dari mereka adalah generasi tua.
Inisiatif Pelestarian
Untuk menghadapi ancaman kepunahan ini, berbagai inisiatif pelestarian telah dilakukan oleh komunitas lokal dan lembaga pemerintah. Salah satunya adalah program pelatihan bahasa bagi generasi muda yang dilaksanakan oleh Yayasan Pelestari Bahasa dan Budaya Papua. Program ini bertujuan untuk mengajarkan Bahasa Biak kepada anak-anak dan remaja melalui kelas-kelas bahasa, materi pembelajaran, dan kegiatan budaya.
"Pelestarian bahasa bukan hanya tentang melestarikan kosakata, tetapi juga tentang menjaga identitas dan warisan budaya kita," ujar Dr. Maria Tabi, salah satu ahli bahasa dan peneliti dari Universitas Cenderawasih. Dr. Tabi menambahkan bahwa upaya ini melibatkan kolaborasi antara pemerintah, lembaga pendidikan, dan komunitas lokal untuk memastikan keberlanjutan penggunaan bahasa.
Penggunaan Teknologi untuk Pelestarian
Teknologi juga memainkan peran penting dalam pelestarian Bahasa Biak. Beberapa aplikasi mobile dan platform digital kini menawarkan kursus dan materi pembelajaran Bahasa Biak yang dirancang untuk menjangkau audiens yang lebih luas. Misalnya, aplikasi "Biak Talk" yang diluncurkan tahun lalu menyediakan pelajaran interaktif dan kamus digital yang dapat diakses oleh siapa saja.
Tantangan dan Harapan
Meskipun ada upaya besar untuk menyelamatkan Bahasa Biak, tantangan tetap ada. Salah satunya adalah persaingan dengan bahasa nasional dan internasional yang lebih dominan. Banyak generasi muda yang lebih memilih menggunakan bahasa Indonesia atau bahasa Inggris dalam kehidupan sehari-hari mereka, mengakibatkan berkurangnya penggunaan Bahasa Biak.
Namun, harapan masih ada. Komunitas Biak yang bersemangat terus berupaya menghidupkan kembali tradisi dan kebudayaan mereka melalui bahasa. Festival budaya, pertunjukan seni, dan kegiatan komunitas lainnya turut berperan dalam memperkenalkan kembali Bahasa Biak kepada masyarakat luas.
"Melestarikan bahasa adalah tugas kita bersama. Ini adalah warisan yang harus kita jaga dan kembangkan untuk generasi mendatang," ungkap Bapak Simon Kambu, seorang tokoh masyarakat Biak yang aktif dalam pelestarian bahasa dan budaya.
Dengan upaya kolektif dari berbagai pihak, diharapkan Bahasa Biak tidak hanya akan terus diucapkan, tetapi juga berkembang dan menjadi bagian penting dari kekayaan budaya Indonesia yang lebih luas.
Jadilah yang pertama berkomentar di sini